Pertumbuhan Ekonomi Sumatra Barat pada Triwulan II/2025
Ekonomi Provinsi Sumatra Barat pada triwulan II/2025 mengalami pertumbuhan sebesar 1,52% secara qtq dibandingkan dengan triwulan I/2025. Angka ini menunjukkan adanya pergerakan positif di berbagai sektor ekonomi yang ada di wilayah tersebut.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), beberapa sektor lapangan usaha mengalami pertumbuhan signifikan. Salah satunya adalah sektor informasi dan komunikasi serta real estat. Kedua sektor ini masing-masing tumbuh sebesar 7,07% dan 6,63%. Selain itu, sektor jasa lainnya juga mencatat pertumbuhan sebesar 5,96%.
Di sisi lain, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami kontraksi sebesar 1,63%, sedangkan industri pengolahan terkontraksi sebesar 1,59%. Sementara itu, sektor jasa perusahaan dan jasa kesehatan serta kegiatan sosial mengalami penurunan yang cukup dalam, yaitu masing-masing sebesar 2,26% dan 3,81%.
Sebaliknya, sektor jasa lainnya mencatat pertumbuhan yang sangat signifikan, yaitu sebesar 14,96%. Diikuti oleh sektor informasi dan komunikasi dengan pertumbuhan sebesar 6,67%, serta administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 4,82%.
Selain sektor-sektor tersebut, sektor perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor juga memberikan kontribusi positif meskipun pertumbuhannya lebih rendah, yaitu sebesar 0,57%. Sementara itu, sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 3,65%.
Struktur PDRB Sumbar Berdasarkan Lapangan Usaha
Dalam struktur PDRB Sumbar menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan II/2025, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 21,76%. Diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 16,41%. Sementara itu, sektor transportasi dan pergudangan memiliki kontribusi sebesar 11,31%, konstruksi sebesar 9,35%, dan industri pengolahan sebesar 8,26%.
Total lima sektor utama ini menyumbang sekitar 67,09% dari keseluruhan PDRB Sumbar. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor tradisional masih menjadi tulang punggung perekonomian provinsi ini.
Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Tahunan
Pada triwulan II/2025, pertumbuhan ekonomi Sumbar dibandingkan dengan triwulan II/2024 mencapai 3,94% yoy. Sejumlah sektor mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, termasuk sektor informasi dan komunikasi sebesar 9,51% serta real estat sebesar 8,31%. Jasa lainnya tumbuh sebesar 7,25%, sementara jasa perusahaan meningkat sebesar 5,28%.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga mengalami pertumbuhan sebesar 4,06%. Sementara itu, sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 3,03%, perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 3,67%, dan konstruksi mengalami kontraksi ringan sebesar 0,02%.
Pertumbuhan Komponen Pengeluaran
Secara keseluruhan, hampir seluruh komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan positif. Impor luar negeri sebagai faktor pengurang PDRB tumbuh sebesar 64,39%. Sementara itu, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) tumbuh sebesar 20,84%, PMTB sebesar 4,40%, dan ekspor luar negeri sebesar 3,50%. Namun, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) mengalami kontraksi sebesar 0,15%.
Struktur PDRB Sumbar menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan II/2025 tidak menunjukkan perubahan signifikan. PK-RT masih menjadi komponen terbesar dengan kontribusi sebesar 51,58%, diikuti oleh PMTB sebesar 27,91%, ekspor luar negeri sebesar 12,12%, PK-P sebesar 8,83%, dan PK-LNPRT sebesar 1,08%. Impor luar negeri sebagai pengurang PDRB memiliki peran sebesar 2,81%.
Pertumbuhan Ekonomi Pulau Sumatra
Secara spasial, struktur perekonomian Pulau Sumatra pada triwulan II/2025 didominasi oleh Sumatra Utara dengan kontribusi sebesar 23,50%. Diikuti oleh Riau sebesar 22,45%, Sumatra Selatan sebesar 13,82%, Lampung sebesar 10,30%, Kepulauan Riau sebesar 7,18%, Sumbar sebesar 6,76%, Jambi sebesar 6,68%, Aceh sebesar 4,89%, Kepulauan Bangka Belitung sebesar 2,24%, dan Bengkulu sebesar 2,18%.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh Kepulauan Riau dengan pertumbuhan sebesar 7,14%, diikuti oleh Sumatra Selatan sebesar 5,42%, Lampung sebesar 5,09%, Jambi sebesar 4,99%, Bengkulu sebesar 4,99%, Aceh sebesar 4,82%, Sumatra Utara sebesar 4,69%, Riau sebesar 4,59%, Kepulauan Bangka Belitung sebesar 4,09%, dan Sumbar sebesar 3,94%.