Dua Kota Indonesia Masuk Daftar 25 Kota Terpadat di Dunia

Posted on

Daftar 25 Kota dengan Tingkat Kemacetan Terbesar di Dunia

TomTom, sebuah perusahaan teknologi pemetaan terkemuka, merilis data yang menampilkan daftar kota-kota dengan tingkat kemacetan terbesar di dunia. Dalam laporan TomTom Traffic Index ini, terdapat 25 kota yang menduduki peringkat teratas. Indonesia memiliki dua kota dalam daftar tersebut, yaitu Bandung dan Medan. Jakarta tidak masuk dalam daftar 25 kota termacet, meskipun sering menjadi sorotan karena kondisi lalu lintasnya.

TomTom Traffic Index mencakup data dari 500 kota di 62 negara, menjadikannya sebagai sumber analisis yang sangat komprehensif. Indeks ini menggunakan metrik terpadu untuk menentukan peringkat kota-kota berdasarkan waktu tempuh rata-rata serta tingkat kemacetan. Perbedaan waktu tempuh antar kota disebabkan oleh kombinasi faktor statis dan dinamis. Faktor-faktor ini secara signifikan memengaruhi arus lalu lintas dan pengalaman berkendara secara keseluruhan.

Faktor statis meliputi jenis jalan, kapasitas jalan, serta batas kecepatan. Sementara itu, faktor dinamis mencakup cuaca buruk, kecelakaan, serta proyek konstruksi yang dapat mengganggu alur lalu lintas.

Bandung dan Medan Masuk Daftar 25 Kota Termacet

Dari 25 kota yang tercantum dalam indeks tersebut, Bandung dan Medan masing-masing menduduki peringkat 12 dan 15. Waktu tempuh 10 kilometer di Bandung memakan waktu sekitar 32 menit 37 detik, sedangkan di Medan membutuhkan waktu sekitar 32 menit 3 detik. Sementara itu, Jakarta berada di posisi 90, dengan waktu tempuh 10 kilometer mencapai 25 menit 41 detik.

Selain Bandung dan Medan, beberapa kota besar lainnya juga tercantum dalam daftar, seperti London (Inggris), Kyoto (Jepang), Dublin (Irlandia), Barcelona (Spanyol), dan New York (Amerika Serikat). Berikut adalah daftar lengkap 25 kota termacet di dunia:

  1. Barranquilla (Kolombia) – 36 menit 6 detik
  2. Kolkata (India) – 34 menit 33 detik
  3. Bengaluru (India) – 34 menit 10 detik
  4. Pune (India) – 33 menit 22 detik
  5. London (Inggris) – 33 menit 17 detik
  6. Kyoto (Jepang) – 33 menit 16 detik
  7. Lima (Peru) – 33 menit 12 detik
  8. Davao (Filipina) – 32 menit 59 detik
  9. Trujillo (Peru) – 32 menit 56 detik
  10. Dublin (Irlandia) – 32 menit 45 detik
  11. Kumamoto (Jepang) – 32 menit 37 detik
  12. Bandung (Indonesia) – 32 menit 37 detik
  13. Tainan (Taiwan) – 32 menit 29 detik
  14. Manila (Filipina) – 32 menit 10 detik
  15. Medan (Indonesia) – 32 menit 3 detik
  16. Arequipa (Peru) – 32 menit 1 detik
  17. Kota Meksiko (Meksiko) – 31 menit 53 detik
  18. Hyderabad (India) – 31 menit 30 detik
  19. Fukuoka (Jepang) – 31 menit 18 detik
  20. Cartagena (Kolombia) – 31 menit 15 detik
  21. Barcelona (Spanyol) – 31 menit 13 detik
  22. Bukares (Rumania) – 31 menit 9 detik
  23. Hiroshima (Jepang) – 31 menit 8 detik
  24. Bordeaux (Perancis) – 31 menit 8 detik
  25. New York (Amerika Serikat) – 31 menit 6 detik

Penyebab Kemacetan di Kota-Kota Besar

Tingkat kemacetan di kota-kota besar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik struktural maupun situasional. Misalnya, infrastruktur jalan yang tidak memadai, jumlah kendaraan yang meningkat, serta kurangnya sistem transportasi umum yang efisien. Selain itu, kejadian seperti kecelakaan, pembangunan infrastruktur, dan kondisi cuaca ekstrem juga turut memperparah kondisi lalu lintas.

Kota-kota seperti Bandung dan Medan, yang masuk dalam daftar 25 kota termacet, sering kali menghadapi tantangan dalam mengelola pertumbuhan populasi dan perkembangan ekonomi. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah kendaraan pribadi, sehingga memengaruhi kepadatan lalu lintas.

Solusi untuk Mengurangi Kemacetan

Beberapa langkah telah dilakukan oleh pemerintah daerah dan instansi terkait untuk mengurangi kemacetan. Misalnya, pengembangan sistem transportasi umum, pembangunan jalan tol, serta penerapan kebijakan penggunaan kendaraan pribadi secara lebih bijak. Namun, masih diperlukan kerja sama yang lebih kuat antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku bisnis untuk menciptakan solusi jangka panjang yang efektif.