Penangkapan Eks Petinggi eFishery atas Dugaan Penggelapan Dana Investasi
Bareskrim Polri telah menahan tiga eks petinggi eFishery, termasuk pendirinya Gibran Huzaifah, atas dugaan penggelapan dana investasi. Mereka diduga terlibat dalam penipuan dan penggelembungan data keuangan perusahaan selama proses investasi. Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Helfi Assegaf, mengungkapkan bahwa ketiganya bekerja sama dalam modus mark up investasi. Ia menyebutkan bahwa nilai yang bisa dibuktikan saat ini mencapai Rp 15 miliar, sementara proses audit masih berlangsung.
Gibran Huzaifah, yang sebelumnya pernah mengungkapkan bahwa dirinya tidak menggelapkan dana perusahaan, mengakui bahwa ia memoles angka laporan keuangan. Namun, ia memastikan bahwa uang tersebut tidak dicuri. Dalam wawancara dengan jurnalis Bloomberg pada April 2023, Gibran menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak yang terkena dampak, khususnya para petani, karena alasan itu ia melakukan manipulasi.
Modus Manipulasi Data Keuangan eFishery
Gibran menjelaskan bahwa ia memoles angka laporan keuangan untuk bertahan hidup. Ia bercerita bahwa awalnya ia memutuskan untuk melakukan hal ini setelah berdiskusi dengan pendiri startup lain. Menurutnya, banyak startup di Indonesia melakukan manipulasi angka untuk menarik minat investor. Hal ini membuatnya merasa bahwa tindakan yang dilakukannya bukanlah tindakan salah.
Pada 2012, Gibran memulai usaha eFishery dengan mengikuti kompetisi startup di Jakarta. Ia belajar cara membuat pitch deck, menjual model bisnis, serta mencapai keseimbangan antara visi dan keuangan untuk menarik minat investor. Perusahaan investasi Aqua-Spark dari Belanda pun tertarik dan memberikan dana awal sebesar US$ 750 ribu pada 2015.
Namun, tantangan utama bagi eFishery adalah harga smart feeder yang tinggi dibandingkan margin keuntungan yang tipis. Harga satuan smart feeder bisa mencapai US$ 400 hingga US$ 600, yang di luar jangkauan banyak pelanggan potensial di Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini, Gibran memilih menyewakan alat-alatnya daripada menjualnya, meskipun hal ini berarti ia harus menghabiskan uang lebih dulu.
Pendanaan Seri A dan Kesuksesan Awal
Pencarian investor modal ventura di Asia Tenggara terus dilakukan oleh Gibran, namun ditolak berulang kali. Pada Desember 2017, eFishery hanya memiliki uang tunai sebesar US$ 8.142. Meski begitu, Aqua-Spark tetap tertarik dan menawarkan putaran Seri A sebesar US$ 1,5 juta. Sisa US$ 500 ribu akan diberikan jika investor lain ikut berpartisipasi. Kesepakatan ini memberi Gibran waktu, namun tidak ada yang setuju untuk bergabung. Ia mengatakan akan menanggung kerugian US$ 1 juta jika gagal menarik investor lain.
Dengan putaran pendanaan Seri A, eFishery berhasil menarik Wavemaker Partners dan 500 Global. Putaran investasi itu berhasil mengumpulkan total US$ 4 juta, termasuk tahap ketiga dari Aqua-Spark. Dengan tambahan dana ini, eFishery mulai melonjak dalam pertumbuhan pendapatannya.
Penggelembungan Angka Laporan Keuangan
Setelah mendapatkan pendanaan Seri A, Gibran harus menemukan cara untuk mendukung angka-angka yang telah ia masukkan ke dalam spreadsheet. Salah satu strateginya adalah dengan menawarkan pembayaran 2% hingga 3% agar para petani ikan dapat ‘memindahkan’ bisnis mereka ke platform eFishery. Bagi pelanggan, tidak ada perubahan nyata, tetapi pendapatan perusahaan rintisan tampak melonjak.
Selain itu, eFishery juga meluncurkan program pembiayaan Kabayan yang bertujuan membantu nelayan dan pembudi daya. Program ini memberi akses layanan institusi finansial untuk membeli pakan yang bisa dibayar setelah panen. Namun, risiko yang muncul adalah tingkat gagal bayar yang tinggi, sehingga eFishery bertanggung jawab atas utang-utang tersebut.
Kesuksesan dan Kegagalan eFishery
Pendapatan eFishery meningkat drastis dari US$ 185.405 pada 2018 menjadi sekitar US$ 10 juta setahun kemudian. Bisnis pun berubah dari rugi menjadi laba kotor. Dengan lebih banyak uang tunai, eFishery berkembang pesat, dan aset dalam dana berkelanjutan melonjak 67% menjadi hampir US$ 1,7 triliun pada 2020.
eFishery juga berhasil menarik pendanaan Seri B sebesar US$ 20 juta yang dipimpin oleh Northstar Group dan Go-Ventures. Pada tahap ini, menurut Gibran, eFishery tidak membutuhkan uang lagi. Pandemi corona memberinya kesempatan untuk merekonsiliasi pembukuan. Investor memperkirakan penjualan menurun, tetapi bisnis ini sebenarnya menikmati angin segar.
Masalah dan Penangkapan
Meski sukses dalam beberapa tahun pertama, eFishery akhirnya menghadapi masalah besar. Seorang whistleblower mengungkap adanya penggelembungan angka laporan keuangan. Laporan hasil investigasi awal yang bocor pada Januari 2025 menunjukkan manajemen eFishery diduga menggelembungkan dana perusahaan sebesar US$ 600 juta atau Rp 9,8 triliun selama Januari – September 2024.
Akibatnya, Bareskrim Polri menahan Gibran Huzaifah dan dua eks petinggi eFishery lainnya. Mereka diduga terlibat dalam penipuan dan penggelapan dana investasi. Proses audit sedang berlangsung, dan laporan keuangan yang disajikan kepada investor sedang ditinjau secara mendalam.
Laporan Keuangan dan Kerugian
Laporan keuangan eFishery sepanjang 2024 dikutip dari DealStreetAsia dan FTI Consulting. Pendapatan eFishery mencapai US$ 182,9 juta atau Rp 3 triliun, dengan rincian sebagai berikut: Q1: US$ 65,7 juta; Q2: US$ 54,9 juta; Q3: US$ 37,9 juta; Q4: US$ 24,5 juta. Namun, kerugian yang tercatat mencapai US$ 50 juta, dengan rincian: Q1: US$ 12,7 juta; Q2: US$ 12,8 juta; Q3: US$ 12,3 juta; Q4: US$ 12,2 juta.
Laporan FTI Consulting menyebutkan bahwa manajemen eFishery menggelembungkan pendapatan hampir US$ 600 juta dalam sembilan bulan per September 2024. Jika benar, maka lebih dari 75% dari angka yang dilaporkan adalah palsu, menurut laporan tersebut. Selain itu, eFishery melaporkan jumlah mitra pembudidaya ikan lebih dari 400 ribu, padahal hanya 24 ribu yang benar-benar aktif.
Akhir dari Kisah eFishery
Dengan laporan keuangan yang bocor dan investigasi yang sedang berlangsung, eFishery menghadapi masa depan yang tidak pasti. Gibran Huzaifah mengaku bahwa ia tidak nyaman dengan penipuan yang dilakukannya, tetapi pikirannya kembali ke perumpamaan troli. Ia yakin perusahaan rintisannya memberi dampak, tetapi mengambil uang dari investasi baru berarti lebih banyak tekanan.
Akhirnya, pada 11 Desember 2024, Gibran mengungkapkan kebenaran kepada Novogratz, salah satu pendiri Aqua-Spark dan anggota dewan eFishery. Novogratz sangat kecewa terhadap dirinya. Beberapa hari kemudian, Gibran dipanggil oleh Komite Pengarah dewan eFishery dan diberi tahu bahwa ia akan diskors. Seorang kepala eksekutif sementara dan kepala keuangan baru mengambil alih eFishery, termasuk rekening bank miliknya.
Dewan direksi telah mempekerjakan FTI Consulting Singapore Pte. untuk meninjau bisnis dan mengambil alih manajemen perusahaan. Dalam presentasi kepada investor, disimpulkan bahwa eFishery tidak layak secara komersial. Dengan kondisi keuangan yang buruk dan laporan keuangan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, eFishery menghadapi masa depan yang gelap.